BAB 1 Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Selamat ya, kalian sekarang sudah duduk di kelas IX. Ini berarti, kalian

tinggal satu tahun lagi belajar di jenjang SMP/MTs. Kesuksesan itu sangat

tergantung dari usaha kalian, terutama dalam mengatasi berbagai tantangan

dan rintangan yang akan kalian hadapi di kelas IX. Oleh karena itu, kita harus

bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah

dianugerahkan kepada kita semua. Hal itu dapat kita lakukan dengan berusaha

meningkatkan kuantitas dan kualitas belajar, serta jangan lupa senantiasa

berdoa dengan sungguh-sungguh setiap akan memulai dan mengakhiri

aktivitas sehari-hari termasuk kegiatan pembelajaran.

Pada awal pembelajaran PPKn di kelas IX, kalian akan diajak untuk

mempelajari materi tentang dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar

negara dan pandangan hidup bangsa. Setelah mempelajari materi bab ini,

diharapkan kalian mempunyai keyakinan yang tinggi akan keberadaan

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Keyakinan tersebut ditandai dengan dimilikinya pengetahuan dan keterampilan

kalian dalam: 1) mendeskripsikan perkembangan pengamalan Pancasila sebagai

dasar negara dan pandangan hidup bangsa; 2) mendeskripsikan dinamika

nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman; 3) mengidentifikasi

perwujudan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman dalam

berbagai kehidupan.

Nah, untuk memahami materi pembelajaran pada bab ini, kalian harus

senantiasa menjaga semangat belajar kalian dengan tekun, disiplin, serta

mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

karena itu, sebelum mempelajari materi ini, mari kita menyanyikan lagu wajib

nasional berikut ini bersama-sama.

Bab 1

2 Kelas IX SMP/MTs

Garuda Pancasila

Ciptaan: Sudharnoto

Garuda Pancasila

Akulah pendukungmu

Patriot Proklamasi

Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara

Rakyat adil makmur sentosa

Pribadi bangsaku

Ayo maju maju

Ayo maju maju

Ayo maju maju

A. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara telah dilaksanakan

sejak masa awal kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan masa Reformasi

sampai sekarang.

1. Masa Awal Kemerdekaan (1945-1959)

Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

hidup menghadapi berbagai masalah. Ada upaya-upaya untuk mengganti

Pancasila sebagai dasar negara dan penyimpangan terhadap nilai-nilai

Pancasila. Upaya-upaya tersebut, di antaranya sebagai berikut.

a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada tanggal

18 September 1948. Pemberontakan ini dipimpin oleh Muso

b. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia dipimpin oleh

Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan

didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal

7 Agustus 1949

c. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Republik Maluku Selatan

(RMS) merupakan sebuah gerakan separatisme dipimpin oleh Christian

Robert Steven Soumokil

d. Pemerintah Revolusioner

Republik Indonesia (PRRI)

atau Perjuangan Rakyat

Semesta (Permesta) yang

dipimpin oleh Sjarifuddin

Prawiranegara dan Ventje

Sumual tahun 1957-1958

di Sumatra dan Sulawesi

e. APRA (Angkatan Perang Ratu Adil). Angkatan Perang Ratu Adil

merupakan milisi yang didirikan oleh Kapten KNIL Raymond Westerling

pada tanggal 15 Januari 1949

f. Perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat menjadi Negara

Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan konstitusi yang berlaku adalah

Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Dalam perjalanannya berhasil

melaksanakan pemilu pertama di Indonesia pada tahun 1955 yang selama

itu dianggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun Undang-Undang Dasar seperti yang diharapkan. Hal

ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan

Pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959. Dekrit tersebut dikenal

dengan Dekrit 5 Juli 1959 yang berisi: membubarkan Badan Konstituante;

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berlaku kembali dan Undang-Undang

Dasar Sementara Tahun 1950 tidak berlaku; serta segera akan dibentuk

MPRS dan DPAS. Pada periode ini, dasar negara tetap Pancasila. Akan

tetapi, dalam penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi liberal yang

ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.

2. Masa Orde Lama (1959-1966)

Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi

terpimpin merupakan sebuah sistem demokrasi yang seluruh keputusan dan

pemikiran dalam pemerintahan negara, berpusat pada pemimpin negara.

Pemimpin negara saat itu adalah Presiden Soekarno

Beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945,

di antaranya sebagai berikut.

a. Presiden Soekarno ditetapkan sebagai Presiden seumur hidup berdasarkan

TAP MPRS No. XX/1963, yang menyebabkan kekuasaan presiden

semakin besar dan tidak terbatas.

b. Presiden mengeluarkan penetapan Presiden No. 3/1960 tanggal 5 Maret

1960 yang membubarkan DPR hasil Pemilu 1955.

c. Presiden membentuk MPRS yang anggota-anggotanya terdiri atas

anggota DPR-GR, utusan daerah, dan utusan golongan yang semuanya

diangkat serta diberhentikan oleh presiden

3. Masa Orde Baru

Pada masa pemerintahan

Orde Baru, pembangunan nasional dapat dilaksanakan secara bertahap dan

berkesinambungan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)

dan Program Pembangunan yang tertuang di dalam Garis-garis Besar Haluan

Negara (GBHN). Hal tersebut menjadikan pembangunan nasional tumbuh

dengan pesat di segala bidang kehidupan.

4. Masa Reformasi (1998 - sekarang)

Cita-cita bangsa dan negara Indonesia dalam mewujudkan

masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, harus selalu menjadi semangat untuk

mencapainya. Maka, diperlukan komitmen bersama seluruh rakyat Indonesia

untuk mempertahankan serta melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan sehari-hari di segala aspek kehidupan

Bacalah berita di bawah ini.

Merajut Keberagaman di Kampung Pancasila

Harmoni kerukunan antarumat beragama di Desa Balun sudah ada

sejak lama dan terus terpelihara hingga saat ini. Kepala Desa Balun,

Sudarjo, mengatakan, pada tahun 1990-an, saat gencarnya penataran

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Desa Balun

menjadi percontohan untuk pelaksanaan program pemerintah itu. Dan

sejak saat itulah Desa Balun dikenal dengan julukan Kampung Pancasila.

Desa Balun yang memiliki wilayah seluas 621,103 hektar itu

berpenduduk 4.730 jiwa dari 1.234 keluarga. Hingga saat ini, penduduk

Desa Balun tercatat terdiri dari 3.780 pemeluk Islam, 688 beragama Kristen,

dan 282 penganut Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari, warga Balun tidak

tinggal secara berkelompok berdasarkan agama, tetapi bercampur menjadi

satu.

Di Desa Balun, tiga agama yang berkembang, yaitu Islam, Kristen,

dan Hindu memiliki tempat ibadah yang saling berdekatan satu sama lain.

Di sebelah barat lapangan desa, berdiri Masjid Miftahul Huda berarsitektur

Timur Tengah dengan nuansa hijau dan kuning. Di selatan masjid, terdapat

Pura Sweta Maha Suci yang berasitektur Bali. Dan sekitar 70 meter di

depan Masjid Miftahul Huda atau di timur lapangan desa, terdapat Gereja

Kristen Jawi Wetan. Meskipun tempat ibadah berada dalam satu area,

namun warga Balun saling menghargai agama yang dianut masing-masing

warga.

Kerukunan tidak hanya tergambar dalam bangunan rumah ibadah

yang bertetangga. Kegiatan yang melibatkan seluruh anggota masyarakat,

seperti kerja bakti dan peringatan hari besar nasional juga dilakukan

bersama tanpa membedakan aliran kepercayaan. Demikian juga saat ada

aktivitas di salah satu tempat ibadah. Ketika Ramadhan, umat Islam yang

tadarus membaca Al Quran di Masjid dengan pengeras suara hanya sampai

pukul 22.00 agar tidak mengganggu umat lain. Umat Hindu tanpa diminta

mengubah sendiri jadwal sembahyangnya. Kalau biasanya dilakukan

sekitar pukul 19.00, selama bulan puasa jadwalnya diubah sebelum

maghrib. Saat umat muslim sholat Ied, umat lain ikut membantu mengatur

parkir dan menjaga ketenangan.

Tugas Mandiri 1.2

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 13

Ketika Natal, banser ikut membantu polisi bersama umat Hindu

menjaga keamanan. Saat Nyepi, umat lain tidak berisik saat keluar rumah

dan hanya keluar seperlunya.

Warga Desa Balun yang merasakan nyamannya hidup dengan

kerukunan antarumat beragama pun, berusaha menjaga kedamaian tersebut.

Hal ini dibuktikan dengan adanya kesepakatan yang dideklarasikan pada

tanggal 17 Juni 1998 antarwarga di Desa Balun. Kesepakatan ini bertujuan

agar seluruh warga Desa Balun mampu menjaga dan mengembangkan

kerukunan serta toleransi antarumat beragama.

(sumber:http://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/02/merajutkeberagaman-

di-kampung-pancasila/)

Setelah kamu membaca berita tersebut, jawablah pertanyaan di bawah ini.

1. Apa yang melatarbelakangi terbentuknya kampung Pancasila?

...............................................................................................................

...............................................................................................................

2. Apa tujuan dibentuknya kampung Pancasila?

...............................................................................................................

...............................................................................................................

3. Siapa yang terlibat dalam pembentukan kampung Pancasila?

...............................................................................................................

...............................................................................................................

4. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan warga kampung Pancasila

agar tercipta harmoni dalam keberagaman kampung Pancasila?

...............................................................................................................

...............................................................................................................

5. Bagaimana upaya yang dapat kalian lakukan untuk mencontoh

pembentukan kampung Pancasila?

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................